17 Jan 2010

Menaikkan dB Gain antena Telex dan RingO

Populer dengan nama Antena Telex,adalah antena sejuta umat,bisa didapati hampir di semua kota dan daerah.Terimakasih untuk si penemu antena type ini.

Antena telex merupakan antena omni collinear 2x 5/8 lambda.Yang asli buatan pabrikan Hy-gain diberi nama V2R, sangat sulit ditemui.Tiruan dan turunannya pakai label Gazden,Gasden,Baegasden...dan entah apalagi.

Antena ini menurut Hy-gain mempunyai gain 5,2 dBi.Teori gampangnya,kalau dB gainnya semakin besar berarti pancarannya semakin jauh.Cara meningkatkan dB gain yang mudah dan murah adalah dengan memodifikasi si antena menjadi 3x 5/8, artinya elemennya dari 2 menjadi 3 alias bertambah panjang separo.

Untuk band vhf atau 2 meteran panjang awal elemen sekitar 2,6 meter,setelah di upgrade menjadi hampir 4 meter.Masih mudah dipasang dan pantas dilihat.Cara ini sebenarnya sudah sejak dulu dikenal dan sempat ramai jadi bahan ngobrol,namun ternyata masih banyak yang belum pernah dengar.

Sebuah antena Telex diatur-atur,disetel-setel,dituning-tuning di frekuensi yang diinginkan,misalnya di 145.100 MHz.Gunakan gambar petunjuk seting panjang elemen A dan B, kemudian di finetuning dengan bantuan SWR meter.

Berikutnya,sebuah antena RingO diperlakukan sama sampai SWR terendah di 145.100 juga.Agar yakin bahwa kedua antena bekerja dengan benar,pasang bergantian di tiang yang sama dan minta report sinyal kepada rekan.Hasilnya beda-beda tipis.

Nah,selanjutnya,bagian atas RingO-yaitu mulai ring atas sampai ujung atas-dilepas kemudian disambungkan ke antena Telex.SWR naik lagi? Adjust panjang elemen atas Telex yang kini menjadi elemen tengah sampai diperoleh swr terendah.Jadilah antena TERONG.Hasil pancarannya (=dB gain)...coba saja dan rasakan bedanya.
Konstruksi di atas berlaku juga untuk RingO ketemu RingO,jadilah RingO 2in1.Sisa potongan antena menjadi antena omni 1x 5/8, gain jadi mengecil namun bandwith bertambah - cocok bagi yang suka jalan-jalan.

46 komentar:

  1. fotone kang dipajang, biar manteb..
    salam kenal toil, gombong

    BalasHapus
  2. Ya nanti kita muat foto jadinya.Makasih sudah mampir.Salam - Arif.

    BalasHapus
  3. stand by dimana kang biasanya?
    247/347 masuk lokal gombong kang

    BalasHapus
  4. bingung ora ngerti babar bls orang awam elektro mas . tolong kirimkan gambaranya aja beserta ukuranya trim ke emailku bnt_bento@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu ant telex di gabung dgn ring o mas

      Hapus
  5. mas bro..apa iya telex 2x5/8? kalo ring O setuju..telex,v2r 1x5/8 kayaknya..

    BalasHapus
  6. Telex V2R kayaknya memang 2x5/8 satu diatas loading coil satu lagi dari bawah loading coil sampai pangkal kumis bawah. Kira2 gitu aku jg gak tahu, Sekalian nanya panjang ring tengah Ringo itu saya baca blog dikatakan 1/4 lamdha tapi menurut logika saya perlu ditambah 1/8 lamdha. Mana yang bener ya? Saya belum pernah nyoba bikin antena sih. Cuma terima jadi.

    BalasHapus
  7. Lho , khan kurang tepat kalau dikatakan bahwa "makin tinggi gain , pancaran akan makin kuat" ( yang ini akan dipersepsikan bahwa penerimaan signal oleh station lawan pasti akan naik ).

    Kan belum tentu. Lain soal kalau yg kita bicarakan adalah antenna beam/directional , maka boleh dianggap begitu, tapi bagi antenna vertical / omnidirectional , kekuatan signal ( yg akan diterima lawan ) tidak semata-mata ditentukan oleh gain antenna vertical kita karena pada antenna vertical, berapa derajat sudut pancarannya ( radiation angle ) juga tidak kalau pentingnya dgn gain. Bisa saja antenna yg gainnya lebih rendah tapi pattern radiation anglenya juga lebih rendah ( makin mendekati cakrawala / horizon ) bisa mengalahkan antenna yg gainnya lebih tinggi. Gain tinggi tapi kalau arah pattern utamanya (main lobe ) mengarah miring kelangit ya percuma karena station lain yg didarat hanya akan mendapat "srempetannya" saja. Jadi kalau experiment , ciptakanlah antenna baru yg gainnya setinggi mungkin tapi juga punya radiation angle serendah mungkin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu cocoknya coliner slimjim Gan.

      Hapus
    2. Teori aja .. harus ada praktek dan solusi nyata .. Teori semacam itu semua sdh tau dan banyak di artikel artikel yg beredar, pak Djoko anda perlu merubah cara anda seperti menggurui anak TK .para Penggiat yg suka otak Atik antena sudah cukup faham dan mengerti dengan teori teori tsb. Di semua forum bahkan grup yg anda ikuti seperti nya anda TDK menghargai orang lain , berubah lah kalau orang lain ingin respect terhadap anda.

      Hapus
  8. Saya juga kurang sependapat dengan mastree_sel yang menggunakan istilah "loading coil". Benda / komponen yang ada dibagian tengah antenna Telex 2 x 5/8 itu bukan loading coil melainkan sebuah phasing line.

    Fungsinya untuk membalikkan fasa/phase. Karena ujung atas dari antenna 5/8 lambda yg bawah itu adalah merupakan voltage node ( dimana disana akan terukur tegangan max dan arus terendah , dan itu kalau disambung langsung ke ujung bawah antenna 5/8 yang diatas , maka akan terjadi kesalahan fasa ( ujun bawah antenna yg diatas akan ikut jadi tegangan max dan arus min ). kalau itu terjadi maka akan terjadi kesalahan pada ujung paling atas antenna. Disana akan muncul minimum voltage -sesuatu yg buruk pada antenna karena akan sulit memancar.

    Jadi antara antenna bawah dan antenna atas fasenya perlu dibalik ( cukup dengan menyisipkan konduktor 1/4 lambda ).

    Maka pada input antenna atas tegangannya akan minimum dan arus max.

    Hasilnya pucuk ( ujung antenna ) teratas tegangan akan max. sesuai dengan kondisi ideal yg kita inginkan. Antenna akan bekerja secara benar.

    BalasHapus
  9. pak joko ini tidak mengerti masalah antena, tapi kok ngomongnya banyak ya?. mendingan nanya kalau ngak tau, kasihan yang baca / belajar antena ! jadi tambah bingung.

    BalasHapus
  10. orang seperti Djoko Haryono adalah contoh manusia yang tidak menghargai orang lain...tanggung malu dia berkoarRRRRR....Tong kosong nyaring bunyinya.....

    BalasHapus
  11. yg jls di pajang ftonya biar tmbah ngrti .

    BalasHapus
  12. Klo boleh tengahi, yg ini dimaksud mustrelex Hygain V2R itu begini.....telex V2r itu memang 2 x 5/8 lambda. 5/8 lambda pertma letaknya di bawah Loading coil dan dipasang 2 x 4 radial 45 derajat. yang satu lagi di atas loading coil yang bisa di adjust. mungkin pak Joko slah mengerti. Tapi pak Joko ada benarnya menurut saya. klo coil yang ada ditengah buat nyambung atau menambah panjang lambda menjadi 2 x atau lebih, itu yang disebut dengan phasing coil. menurut saya, teori pak Joko ada benarnya, hanya salah persepsi aja.
    klo menggabungkan antena ringgo 2 in 1 atau telex + ringgo dengan menyambung ujung whip antena, apakah itu telex atau ringgo langsung ke loading coil, hasilnya sangat buruk krn artinya ke dua antena memiliki 2 loading coil yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi. saya sering coba dengan experimen, hasilnya.......jangankan bisa transmit, receive aja kagak tuh....klo dengan phasing coil akan bekerja dengan baik, namun harus disesuaikan dengan jumlah lilitan di Loading coil, mapun di phasing coil. karena tiap pabrikan sudah menyesuaikan jumlah lilitan di antena, baik loading coil, mapun phasing coil sesuai karakter antena itu sendiri.

    Saya pernah juga berkali kali mencoba experimen modifikasi antena telex V2R menjadi hustler G7 dari 2 x 5/8 lambda sa,pai 3 x 5/8 lambda di 144 mhz, namun hasil kurang maksimal, meski sudah di tune sebaik mungkin dan menambah ketinggian antena dengan menggunakan rig kenwood berkekuatan 65 watt. saya coba browsing berbagai artikel dari para ahli baik lokal, maupun yang berbahasa inggris dan latin. ternyata, harus tahu betul karakteristik gelombang radio dan cara membuat lilitan agar impedansi benar-benar pas dan sempurna. itu sebabnya, antena buatan cina atau taiwan selalu tidak berani mencantumkan VSWR 1.1:1 atau 1.2:1, biasanya 1.3:1.
    Saya tidak pernah puas dengan hanya melihat antena dan memakai tanpa tahu karakteristik kelebihan dan kekurangannya. Tapi dari pengalaman gonta ganti antena khususnya HT, yang paling bagus itu hanya merek CMX buatan USA asli. banyak antena HT yang pakai Loading coil, namun VSWR biasanya 1.3:1 dan tidak bisa di adjust impedansinya Loading coilnya. CMX beda, ia memiliki 2 capasitor yang terpasang (saya tidak bisa memastikan seri atau paralel) dan diapit/ditempel dengan Verit jenis toroid. antena lain buatan China tidak seperti itu. dan kebanyakan antena china bermain di "panjang-pendekkan antean' untuk penyesuaian impedansi. utk 144 mhz, panjang maximum antenanya rata-rata 1,3 meter, sementara CMX hanya kira-kira 1,05 meter. namun dari hasil test, CMX jauh lebih baik dengan test area wilayah perkotaan yg banyak gedungnya. Dengan buatan china tersebut (saya lupa mereknya krn sdh saya berikan teman), jarak 5 km dengan 5 watt HT, sudah tidak dapat tertangkap oleh pesawan penerima. namun dengan cmx, di rig saya terbaca 5-6 bar dengan radius jarak dari pesawat penerima (Rig) kira-kira 12-15 km dengan HT berkeutatan 5 watt.

    dari kesimpulan obrak abrik antena inilah dapat saya tarik konklusi, bahwa kemampuan transmit dan receive antena bergantung pada beberapa hal:

    1. bahan logam antna itu sendiri (kebanyakan brass/uningan campuran atau aluminium campuran berakibat, Felow Factor jadi rendah.
    2. impedansi Loading coil yang artinya, ketepatan jumlah Lilitan dan kerapian gulungan,
    3. Capasitor varibel sangat berguna utk menyesuaikan impedansi tanpa harus panjang-pendekkan whip/pecut antena.namun capasitorini sulit di dapat di Lokal.klo mau import banyak yang supply,namun terkendala pada ongkos kirim tidak sebanding dengan harga bahan, dan juga ada MO (minimum order) untuk pembelian. Klo mau dagang, cocoklah.....

    Hal ini juga saya tanyakan kepada para teman engineer elektronika yang tahu masalah lilitan. Kata mereka....kata mereka nih.....rumusan yang tepat dan perhitungan yang tepat akanmenghasilkan impedansi yang tepat alhasil, Transmit dan receive juga bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cmx itu antena model apa om...? Beli nya di mana...?

      Hapus
    2. Saya suka dgn uraian anda mas, terima kasih.

      Hapus
  13. saya juga sering monitor di udara, banyak yg komentar soal panjang pendek feed line/kabel. ketepatan saya orang Listrik dan juga tukang service elektronika. Pnajang pendek antena memang sangat mempengaruhi transfer daya/arus atau tegangan ke suatu titik penerima, katakanlah antena. semisal......kabel transmisi PLN atau SUTET, jika dari pusat pembangkit dialirkan tegangan 50.000 KVA, yang sampai ke jala penerima/stasiun penerima tidak akan sampai 50.000 KVA. kenapa? karena ada yang namanya "Rugi-rugi tegangan" yang menguap di udara akibat panas di konduktor dan juga mungkin tabrakan dengan eletron di udara. itu sebabnya, stasiun PLN penerima akan membuat Trafo Step Up agar rugi-rugi tegangan tadi dinaikkan kembali. begitu juga dengan audio di sebuah Hotel atau mall. jika amplifier berkekuatan 600 watt dipasang ke semua speaker yang ada di ruangan ataupun tempat parkir, maka suara yang akan terdengar sanagt kecil. itu sebabnya, dulu, saat saya bekerja di bidang ini, kita pasang yang namnya "trafo Daya" agar suara speaker yang terdengar lebih kuat lagi. sayangnya.....trafo jenis ini sangat sulit ditemui dipasaran.Klo ada, saya pasti beli...mungkin bisa digunakan sebagai pengganti bosster karena prinsip kerjanya sama dengan booster yang menguatkan signal keluar. bagaimana dengan Radio komunikasi? apakah panjang kabel berpengaruh? menurut hemat saya, sangat berpengaruh. semakin pendek kabel, maka semakin bagus hasilnya, karena akan sangat kecil rugi-rugi tengan tadi.Kualitas kabel apakah pengaruh? tentu saja. semakin banyak campuran logamnya, semakin kecil VF nya. makanya ada yang sepuh loading coil pakai emas karena Emas adalah konduktor terbaik setealh Air.setelah emas adalah bronx atau kuningan, kemudia Perak dan akhirnya aluminium. kenapa jarak yang pakai kuningan untuk antena 2 meteran 10 meter dst? ya...jawabnya.....karena harganya lebih mahal dari aluminium.kalau tidak yakin, silahkan anda tanya ke toko antena HT, mana yang lebih mahal? atau tanya ke tokok penjual logam.

    kalau Air adalah yang trbaikkenap tidak digunakan? jawabnya....impossible untuk saat ini. krn belum ada org yang mampu buat antena dari bahan air (nggak tahu klo thn 2050 ya). kenapa air adalah konduktor terbaik? karena air memiliki 0 tahanan (0 ohm). kenapa rata rata kabel antena atau antena memiliki 50 ohm, 75 ohm 300 ohm atau 600 ohm?ya karena bahannya itu tidak memungkinkan untuk dibuat dibawah 50 ohm, paling kalo diuji dengan alat canggih, jatuhnya sekitar 48-49 0hm (untuk konduktor Listrik dan antena) dan itupun mungkin yang terbaik yang bisa dilakukan. dan penggunaan resistansi (ohm) ini juga berbeda. klo 75 ohm, biasanya digunakan untuk antena TV atau parabola. 300 ohm biasanya untuk audio.memang ada yang 4 ohm,6 ohm atau 8 0hm. namun biasanya hanya utk lilitan speaker. agar suara yang dihasilkan lebih jernih, daya tidak drop banyak dan disesuikan dengan karakterisitik suara yang diinginkan. coba lihat speaker besar utk bass....yang 8 ohm kan lebih besar dan bulat suaranya ketimbang 4 ohm dan 6 ohm. klo 4 ohm dipakai untuk bass, maka alhasil, suara akan.....ber.....ber...... saya juga kurang tahu kenapa begitu. yang jelas, pakar atau insinyur eletronika yang yang tahu.

    begitu teman tema. sekedar berbagi pengetahuan saja, namun tidak bermaksud menggurui atau sok tahu. maksudnya agar tempatini jadi komunikasi tukar pikiran yang baik tanpa harus menyudutkan yang lain. paling tidak, pendapat org bisa kita telaah dan mungkin diuji. siapa tahu bermanfaat dan benar terbukti. ya nggak brothers.....? salam 73

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda frekuensi pasti beda hasil...
      Tegangan pada jala2 listrik setau saya 50/60hz. Sedangkan gelombang radio frekuensinya ratusan bahkan ribuan di atas itu... Tegangan susah sekali di ukur pada out sebuah transmiter, makanya tidak jarang transmiter yg berkukuatan 10watt saja bisa menyalakan lampu neon 40watt tanpa konduktor/atau perantara. Jadi kesimpulan saya, beda topik, beda media, beda juga hasilnya..

      Hapus
  14. Trims infox mas bro,bisa nambah pengalaman sy nih...slm knal uper yd 9 xbz

    BalasHapus
  15. Percuma,gini aja Sy beli yg udh matching/udah jd...

    BalasHapus
  16. untuk kabelnya dimasukkan di bagian mana? klo bisa sertakan gambarnya dan kirim saja ke then_must_dicky@yahoo.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  17. Tolong kirim gambar ukuran standarnya bos untuk matching di semua freqwensi ke email pujiyonokebumen@gmail.com

    BalasHapus
  18. Makasi infonya sangat berguna sekali buat pecinta amatir radi bravo...

    BalasHapus
  19. berkeskperimen sah2saja....,justru kita harus mendukungnya bukan di comen yang tidak2....,tanpa memahami maksud dan tujuan si penulis...,jika anda seorang yang pernah mengujinya pasti tau hasilnya....,penulis menuliskan berdasarkan pengalaman yang ada.berarti dia sudahlah mencobanya...,nah yang comentar sudahkah anda mencobanya?pertanyaan sederhana......,Antena bagus blm tentu bagus daya pancarnya karena lain2 faktor, situasi kondisi lingkungan tempat anda tinggal juga memperngaruhi.....demikian para suhu..LANJUTKAN SAUDARA EKSPERIMEN ITU PENTING.....BRAVO.....

    BalasHapus
  20. Assalamualaikum
    Mau tau suhu2 smua
    Saya punya ht uv5ra 2 unit
    saya beli antena telex trus dipasang di unit 1 nah yang unit 2 pakai antena original,tapi ko yang pake antena telex ga bisa rx org ngebrik ?pdhal yg pake antena original bisa..mohon pencerahannya suhu suhu

    BalasHapus
  21. Selama bereksperimen di dunia komunikasi, antena yang jadi andalan saya ya.. modif telex hy gain. tapi ground plain saya gunakan datar 90 derajat, dan jarak ground dengan VHF coil 1/5 lamda. Trus dari coil ke atas 3/4 lamda, sambung pembalik fasa (passing line) baru ujungnya 5/8 lamda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @pak swara marhaen, sepertinya mantap eksperimennya. Baru kali ini saya membaca telex hy-gain dimodif seperti bapak tulis. kalu boleh share fotonya (mau dijiplak hehehe). Muoga2 ga ada ongkos patennya....salam kenal dan sukses selalu.

      Hapus
  22. Maaf maksud saya jarak dari coil ke ground plane 1/2 lamda.

    BalasHapus
  23. susahnya orang lokal... semua pinter2 dari A-Z dari 0-9 tidak ada yang kececer. kita yg mo belajar jadi bingung!!!!! semua sama cerita banyak. mana gambar dan detail jangan pada pelit ilmu... untung klo ilmu yang di dapat hasil exprimn sendiri jangan2 hasil browsing dari pakar luar.
    lam kenal

    BalasHapus
  24. susahnya orang lokal... semua pinter2 dari A-Z dari 0-9 tidak ada yang kececer. kita yg mo belajar jadi bingung!!!!! semua sama cerita banyak. mana gambar dan detail jangan pada pelit ilmu... untung klo ilmu yang di dapat hasil exprimn sendiri jangan2 hasil browsing dari pakar luar.
    lam kenal

    BalasHapus
  25. Istimewa sekali, sampai sesepuh RF dan Sistem transmisi sekelas om Dar masih di anggap nggak paham.

    Lha sing dianggal paham njur sing kaya apa?

    Putra mbanyumas. YD1FNM. Http://yd1fnm.web.id

    BalasHapus
  26. om klu boleh tau ukuran untuk penambahan antena ringo dan hygian gimana ya..

    BalasHapus
  27. yang comen gak baik itu tandanya orang gak ngerti.mungkin dia seorang montir....jadi ya gak nyambung diskusi tentang antena.

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Klo masih ada gambar mbok inyong njaluk hehee... kirim dong bos di jokomadona@gmail.com atau di wa 085814724375 trimakasih. Mudah2an yg posting dan yg komen selalu di lancarkan risqinya amiin..

    BalasHapus
  30. Boleh nyimak ya om om ..? Hehe

    BalasHapus
  31. Mau masukkan ganbar sulit Brow... Saya sudah coba meningkatkan kualitas telex, dng penambahan ala ring o dan ala husler. Seperempat lamda dipola balek dan linier....hasilnya bagus ala husler tapi panjang lilitan 7/8 lamda, bukan 1 lamda full.

    BalasHapus
  32. ini baru bahas antena vertikal,, lha kalau bahasannya sampai antena horizontal atau bahkan antena yang pating klewer malang megung bisa menghabiskan berapa cangkir wedang kopi.. ngopi dulu pakdhe,,, biar enteng penggalihe...

    BalasHapus